KRD bumi geulis |
Pukul 17.10 kereta pun berangkat meninggalkan stasiun bogor menyusuri rel yang membelah pemukiman padat kota hujan. Sepanjang perjalanan banyak anak anak yang bersorak serta memberikan lambaian tangan ketika kereta lewat hingga akhirnya kereta berhenti di stasiun batu tulis. Pintu kereta terbuka secara otomatis, mempersilahkan penumpang naik ke dalam kereta. Terlihat 3 orang menaiki kereta.
Perjalanan pun dilanjutkan, kali ini tidak terlihat lagi pemukiman padat seperti tadi. Pemandangan berganti menjadi sawah, kebun, serta sungai dengan latar belakang gunung salak. Jauh dari keramaian lalu lintas jalan raya yang padat, kereta terus menyusuri rel melewati 11 stasiun lainnya. Tidak terasa sudah hampir 1,5 jam berdiri dekat pintu otomatis kereta, pemandangan mulai tak terlihat karena hari sudah gelap. Selama itu pula aku berdiri di kereta (hiks.. Ga dapet tempat duduk).
Tepat pukul 19.00 kereta berhenti di stasiun cisaat. Hawa dingin dan segar kurasakan setelah 2 jam hanya mendapat suplai oksigen dari kipas angin di kereta.
Nggak sampai di situ ceritanya, setelah sampai di stasiun ternyata tidak ada angkot yang bisa mengantarku ke kota cisaat (kalo siang sih pasti ada), hanya ada tukang ojek yang mangkal. Pasti tau lah harga tukang ojek saat malam hari, mahal!! Ya terpaksa deh jalan kaki menuju cisaat (yoi, lumayan buat olahraga. 2 km jauhnya!).
15 menit berjalan, akhirnya liat peradaban juga. "Nanggung juga nih jalan kaki, mending lanjutin sampai rumah", pikirku..
Gila juga nih ide, akhirnya aku sampai di rumah setelah jalan kaki selama 30 menit.
Note: diatas usia 50 tahun tidak dianjurkan naik kendaraan ini. Penuh banget keretanya!! Hehe..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar