welcome ====== selamat datang ====== wilujeng sumping ===== welkom ===== Bienvenue

07 Februari 2011

potensi bahaya pada produk ikan

Potensi bahayanya secara umum dapat di sebabkan oleh cemaran mikrobiologis dan cemaran bahan kimia.

1. cemaran mikrobiologis
cemaran mikrobiologis mungkin disebabkan oleh beberapa bakteri sebagai berikut:
- clostridium botulinum
- vibrio cholerae, vibrio parahaemolyticus, vibrio vulnaficus
- aeromonas sp.
- plesiomonas sp.
- salmonella
- E Coli
- Staphylococcus aureus

Hal- hal yang dapat memperbesar resiko bahaya mikrobiologis:

- Sanitasi buruk
- Pengemasan vakum
- Pendinginan kurang
- Fermentasi berlangsung lambat (pada ikan yang difermentasi)
- Kebiasaan makan ikan mentah

Selain itu, ada pula faktor yang Mengurangi Resiko Bahaya Mikrobiologis :
•Budidaya di air yang bersih
•Sanitasi baik
•Masak sebelum dimakan.
•Pendinginan cukup (<30C).
•Sterilisasi cukup (pada kemasan)
•Tambahkan garam >3% dan bakteri asam laktat (pada ikan yang difermentasi)


gerombolah ikan tuna
Salah satu contoh cemaran mikrobiologis pada ikan yang sering ditemui yaitu histamin.Histamin ini berasal dari asam amino histidin yang didekarboksilasi oleh bakteri setelah ikan mengalami kematian. histidin ini banyak terdapat pada jenis ikan tuna, mackarel, dan mahi- mahi   Histamin dalam jumlah yang tinggi mengakibatkan gatal-gatal, bengkak, wajah menjadi merah, mual, muntah, diare, sakit kepala, rasa terbakar pada mulut.



06 Februari 2011

Alat Pemanas di Laboratorium

pemanas merupakan alat yang hampir sering dijumpai di Laboratorium terutama di laboratorium kimia. Karena alat pemanas ini tidak lepas dari prinsip percepatan reaksi dengan adanya pemanasan.

Media pemanas konvensional yaitu dengan menggunakan api, namun biasanya cara ini tidak boleh digunakan untuk memanaskan bahan kimia yang mudah terbakar karena api dapat menyambar larutan yang sedang dipanaskan. baca selanjutnya tentang pemanasan dengan api >>>

stirrer + heater


berbagai macam pengaduk magnet
Selain menggunakan api,alat pemanas lainnya yaitu

Bunsen, meker, teklu

Pemanasan dengan menggunakan api dilakukan bila bahan kimia atau sampel yang digunakan tidak bersifat mudah menguap dan terbakar. Pemanasan dengan cara ini lazim digunakan untuk analisa logam seperti kegiatan destruksi dan teknik pemanasan dalam analisis gravimetri (sudah jarang digunakan).
secara umum ada dua macam pemanas yang digunakan yaitu bunsen/ teklu, dan meker. Pemanasan seperti ini membutuhkan penyangga kaki tiga dan kasa asbes untuk mertakan pemanasan. Pemanasan dengan teklu akan didapat suhu s/d 450C aplikasinya yaitu digunakan untuk memanaskan cawan, memanaskan larutan hingga mendidihkan larutan, sedangkan dengan menggunakan meker suhu bisa didapat sampai 1200C, aplikasinya adalah mengabukan zat-zat organik dengan cawan porselen.
bunsen atau teklu
meker
kasa asbes

 dewasa ini teknik pengabuan telah digantikan dengan tanur / furnace yang bentuknya mirip dengan oven namun dengan suhu yang lebih tinggi. Fungsinya sama dengan meker namun alat ini mempunyai kelebihan dapat menampung lebih banyak cawan porselen secara bersamaan.
tanur atau furnace

05 Februari 2011

PASCAPANEN IKAN


Komposisi Kimia
Ikan adalah bahan pangan yang mudah rusak. Dengan komposisi kimia 70-80 % air, 18-20 % protein, 1-13 % lemak dan 0,05 – 1 % lemak, mineral, vitamin, dll. Bila dilihat dari komposisi kimianya memang ikan sangan rentan terhadap pembusukan yaitu akibat tingginya kadar air serta protein yang dapat menyebabkkan penguraian protein dengan ciri berbau busuk. Ada hal istimewa yang dimiliki oleh lemak ikan, kandungan lemaknya berupa asam lemak rantai panjang antara C20 – C22 yang mengandung banyak ikatan rangkap tak jenuh.
Kategori ikan dilihat dari kadar lemaknya dapat dibagi dua, yaitu ikan rendah lemak (contoh : ikan cod) dan ikan tinggi lemak(contoh: ikan mackarel). Faktanya ikan dengan kadar lemak lebih tinggi lebih cepat mengalami pembusukan.

Penanganan pascapanen
Hal yang harus diperhatikan pada pascapanen ikan, agar kerusakan pada ikan dapat diperlambat yaitu dengan :
1. Penanganan hati- hati agar tidak memar
2. Pencucucian dengan air bersih